band yang terdiri dari 5 orang personel, yang berdomisili di daerah banten, Rangkasbitung
adapun personel alwaysyoung adalah
1. akbar hidayatullah (abay) drummer @abayakbar2
2. alfino nur gusal , gitar 1 @alfinonurgusal
3. febri ,bass @deudeum
4. egi hernandi, gitar 2 @gonxbross
5. dyas andriyas, voc. @dyasandriyas
band ini berdiri pada tanggal 10 november, untuk mewakili kelas dalam acara festival band, dan alhamdulillah mendapat posisi 2. band ini ber gendre musik jazz funky. arti dari nama alwasyoung sendiri memiliki arti "selalu muda" dengan maksud , akan selalu muda dalam bermusik, dan membawakan warna baru di kancah permusikan.
gambar diatas saat memenangkan festival.
Sir Alexander Matthew "Matt" Busby
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Matt_Busby
Sir Alexander Matthew "Matt" Busby,
CBE, KCSG (lahir 26 Mei 1909 – meninggal 20 Januari 1994 pada umur 84 tahun) adalah mantan pemain dan manajer sepak bola asal Skotlandia.
Busby terkenal pada saat menjadi manajer Manchester United antara tahun 1945 hingga 1969 dan periode kedua untuk musim 1970-1971. Rekor dan lamanya menjadi manajer Manchester United hanya dikalahkan oleh Sir Alex Ferguson.
Sebelum masuk ke jajaran manajemen, Busby adalah seorang pemain untuk dua klub rival terbesar Manchester United, yaitu Manchester City dan Liverpool. Selama City, Busby bermain di dua final Piala FA, dan memenangkan salah satunya.
Setelah karier bermainnya terputus oleh Perang Dunia Kedua, Busby ditawari pekerjaan menjadi asisten pelatih di Liverpool, tetapi manajemen Liverpool tidak mau memberinya kendali atas tim yang ia inginkan dan akhirnya pada tanggal 19 Februari 1945 Busby menerima pekerjaan sebagai manajer di Manchester United yang saat itu sedang kosong
Sir Alexander Matthew "Matt" Busby,
CBE, KCSG (lahir 26 Mei 1909 – meninggal 20 Januari 1994 pada umur 84 tahun) adalah mantan pemain dan manajer sepak bola asal Skotlandia.
Busby terkenal pada saat menjadi manajer Manchester United antara tahun 1945 hingga 1969 dan periode kedua untuk musim 1970-1971. Rekor dan lamanya menjadi manajer Manchester United hanya dikalahkan oleh Sir Alex Ferguson.
Sebelum masuk ke jajaran manajemen, Busby adalah seorang pemain untuk dua klub rival terbesar Manchester United, yaitu Manchester City dan Liverpool. Selama City, Busby bermain di dua final Piala FA, dan memenangkan salah satunya.
Setelah karier bermainnya terputus oleh Perang Dunia Kedua, Busby ditawari pekerjaan menjadi asisten pelatih di Liverpool, tetapi manajemen Liverpool tidak mau memberinya kendali atas tim yang ia inginkan dan akhirnya pada tanggal 19 Februari 1945 Busby menerima pekerjaan sebagai manajer di Manchester United yang saat itu sedang kosong
Robin van Persi
sumber
Robin van Persie (lahir di Rotterdam, Belanda, 6 Agustus 1983; umur 29 tahun) adalah penyerang tim nasional sepak bola Belanda yang bertinggi badan 183 cm dan bermain di Inggris Liga Primer Inggris untuk tim Manchester United. Ia termasuk anggota tim nasional sepak bola Belanda yang memperkuat negara tersebut di Piala Dunia 2006, Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010, dan Piala Eropa 2012. Van Persie telah bergabung bersama Arsenal sejak tahun 2004. Van persie menjadi kapten Arsenal sejak 16 Agustus 2011. Kemampuan dan gaya permainannya sering dibandingkan dengan legenda sepak bola Belanda Marco Van Basten
Robin van Persie (lahir di Rotterdam, Belanda, 6 Agustus 1983; umur 29 tahun) adalah penyerang tim nasional sepak bola Belanda yang bertinggi badan 183 cm dan bermain di Inggris Liga Primer Inggris untuk tim Manchester United. Ia termasuk anggota tim nasional sepak bola Belanda yang memperkuat negara tersebut di Piala Dunia 2006, Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010, dan Piala Eropa 2012. Van Persie telah bergabung bersama Arsenal sejak tahun 2004. Van persie menjadi kapten Arsenal sejak 16 Agustus 2011. Kemampuan dan gaya permainannya sering dibandingkan dengan legenda sepak bola Belanda Marco Van Basten
Informasi pribadi | |||
---|---|---|---|
Nama lengkap | Robin van Persie[1] | ||
Tanggal lahir | 6 Agustus 1983 (umur 29) | ||
Tempat lahir | Rotterdam, Belanda | ||
Tinggi | 1.83 m (6 ft 0 in)[2] | ||
Posisi bermain | Striker Gelandang sayap |
||
Informasi klub | |||
Klub saat ini | Manchester United | ||
Nomor | 20 | ||
Karier junior | |||
1998–1999 | Excelsior | ||
1999–2001 | Feyenoord | ||
Karier senior* | |||
Tahun | Tim | Tampil | (Gol) |
2001–2004 | Feyenoord | 59 | (15) |
2004–2012 | Arsenal | 278 | (132) |
2012- | Manchester United | 3 | (4) |
Tim nasional‡ | |||
Belanda U17 | 14 | (8) | |
Belanda U19 | 11 | (3) | |
2004–2006 | Belanda U21 | 68 | (29) |
2005– | Belanda |
ku tukar IPK untuk Beasiswa
kalian semua tau kan apa itu beasiswa? semua orang pasti mau deh kalo dikasih beasiswa. tapi beasiswa itu gak gampang lho dapetinya...
ya beasiswa identik dengan orang orang yang memiliki
kelebihan (sebut aja pinter) , tapi ada juga beasiswa untuk orang yang "maaf" kurang mampu, apapun jenis beasiswa itu sangat membantu banget deh,
apalagi beasiswa yang sampe misal di sekolahin atau
dikuliahin diluar negeri . oke banget kan? ..siapa yang gak mau coba kalo dikasih kaya begituan?
langsung aja deh ke cerita gue ya..
siap?
1...
2..
3..
pada suatu hari ... (hoam.. ngantuk juga kalo cerita diawali kata kata kaya beginian hehehhe)
Biografi Duncan Edwards
SUMBER : http://alvianvin.blogspot.com/2011/09/biografi-duncan-edwards.html#more (Thanks ya infonya)
Duncan
Edwards (1 Oktober 1936 - 21 Februari 1958) adalah seorang Inggris
pemain sepak bola yang bermain untuk Manchester United dan tim nasional
Inggris tersebut . Dia adalah salah satu dari Busby Babes , tim
Amerika muda yang dibentuk di bawah manajer Matt Busby pada 1950-an
pertengahan, dan salah satu dari delapan pemain yang meninggal sebagai
akibat dari bencana udara Munich .
Lahir di Dudley , Edwards menandatangani untuk Manchester United sebagai remaja dan kemudian menjadi pemain termuda yang bermain di Football League Divisi Pertama dan pemain termuda Inggris kemudian sejak Perang Dunia Kedua . Dalam karir profesional kurang dari lima tahun ia membantu United untuk memenangkan dua Sepakbola Liga kejuaraan dan mencapai semi-final Piala Eropa .
Kembali pulang dari Belgrade , pesawat membawa Edwards dan rekan setimnya jatuh pada lepas landas setelah mengisi bahan bakar di Munich , Jerman . Tujuh pemain dan 14 penumpang lainnya tewas di lokasi kejadian, dan Edwards dibawa ke Rechts der Isar Rumah Sakit dengan beberapa patah tulang kaki, patah tulang rusuk dan ginjal rusak parah.
Para dokter yang merawatnya yakin bahwa ia berdiri beberapa kesempatan pemulihan, tetapi diragukan bahwa ia akan pernah bisa bermain sepakbola lagi.
Dokter memiliki ginjal buatan dilarikan ke rumah sakit baginya pada hari berikutnya, tetapi organ buatan mengurangi kemampuan darah untuk membeku dan ia mulai berdarah secara internal. Meskipun ini adalah mengatakan bahwa ia meminta asisten manajer Jimmy Murphy "Apa waktu adalah kick off melawan Wolves , Jimmy? saya harus tidak melewatkan pertandingan itu ". Pada 14 Februari, kondisinya dilaporkan telah "membaik secara dramatis". Namun, lima hari kemudian dilaporkan bahwa ia "tenggelam dengan cepat".Dokter adalah "kagum" pada perjuangannya untuk hidup, tapi setelah perjuangan panjang ia meninggal karena gagal ginjal pada 21 Februari 1958. Beberapa jam sebelum kematiannya , secara kebetulan, masalah baru Charles Buchan 'Sepakbola Bulanan diterbitkan di Inggris, dengan foto seorang Edwards tersenyum di sampulnya.
Edwards dimakamkan di Pemakaman Dudley lima hari kemudian, bersama adiknya Carol Anne . Lebih dari 5.000 orang berbaris di jalan-jalan Dudley untuk memakamkannya batu nisan-Nya berbunyi: "Hari memori, Sedih untuk ingat, Tanpa perpisahan, Dia meninggalkan kita semua ", dan makamnya secara teratur dikunjungi oleh fans.
Lahir di Dudley , Edwards menandatangani untuk Manchester United sebagai remaja dan kemudian menjadi pemain termuda yang bermain di Football League Divisi Pertama dan pemain termuda Inggris kemudian sejak Perang Dunia Kedua . Dalam karir profesional kurang dari lima tahun ia membantu United untuk memenangkan dua Sepakbola Liga kejuaraan dan mencapai semi-final Piala Eropa .
Kembali pulang dari Belgrade , pesawat membawa Edwards dan rekan setimnya jatuh pada lepas landas setelah mengisi bahan bakar di Munich , Jerman . Tujuh pemain dan 14 penumpang lainnya tewas di lokasi kejadian, dan Edwards dibawa ke Rechts der Isar Rumah Sakit dengan beberapa patah tulang kaki, patah tulang rusuk dan ginjal rusak parah.
Para dokter yang merawatnya yakin bahwa ia berdiri beberapa kesempatan pemulihan, tetapi diragukan bahwa ia akan pernah bisa bermain sepakbola lagi.
Dokter memiliki ginjal buatan dilarikan ke rumah sakit baginya pada hari berikutnya, tetapi organ buatan mengurangi kemampuan darah untuk membeku dan ia mulai berdarah secara internal. Meskipun ini adalah mengatakan bahwa ia meminta asisten manajer Jimmy Murphy "Apa waktu adalah kick off melawan Wolves , Jimmy? saya harus tidak melewatkan pertandingan itu ". Pada 14 Februari, kondisinya dilaporkan telah "membaik secara dramatis". Namun, lima hari kemudian dilaporkan bahwa ia "tenggelam dengan cepat".Dokter adalah "kagum" pada perjuangannya untuk hidup, tapi setelah perjuangan panjang ia meninggal karena gagal ginjal pada 21 Februari 1958. Beberapa jam sebelum kematiannya , secara kebetulan, masalah baru Charles Buchan 'Sepakbola Bulanan diterbitkan di Inggris, dengan foto seorang Edwards tersenyum di sampulnya.
Edwards dimakamkan di Pemakaman Dudley lima hari kemudian, bersama adiknya Carol Anne . Lebih dari 5.000 orang berbaris di jalan-jalan Dudley untuk memakamkannya batu nisan-Nya berbunyi: "Hari memori, Sedih untuk ingat, Tanpa perpisahan, Dia meninggalkan kita semua ", dan makamnya secara teratur dikunjungi oleh fans.
BIODATA ERIC CANTONA
SUMBER : http://www.ericcantona.com/profile/
Height: 1.88m (6′2″)
Weight: 88kg
Born: Marseille, France
Date Of Birth: May 24, 1966
Clubs:
- AJ Auxerre
- FC Martigues
- Olympique Marseille
- Bordeaux
- Montpellier
- Olympique Nîmes
- Leeds United
- Manchester United
12th August 1987 versus West Germany
International Caps/Goals:
43 Caps/20 Goals
Honours:
- European Under-21 Championship for France (1988)
- French Cup for Montpellier (1990)
- French League for Marseille (1991)
- English Division One for Leeds (1992)
- Premier League for Manchester United (1993, 1994, 1996, 1997)
- FA Cup for Manchester United (1994, 1996)
- PFA Player of the Year (1994)
- Footballer of the Year (1996)
PPh pasal 23
sumber :damagz.wordpress.com
BAB 1
PENDAHULUAN
1. A
1.1. Latar
Belakang Masalah
Berdasarkan Pasal 23 ayat (2) UU
PPh Nomor 36 tahun 2008 bahwa imbalan sehubungan dengan jasa lain selain yang
telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 akan diatur dengan peraturan menteri
keuangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis jasa lain diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244/PMK.03/2008 sebesar 2% (dua persen) dari
jumlah bruto tidak termasuk PPN.
1.2. Tujuan
Penulisan
1.2.1. Memahami PPh pasal 23.
1.2.2. Memahami Pemotong pajak.
1.2.3. Memahami Tatacara
Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal.
1.2.4. Memahami Penghasilan yang tidak dipotong pph.
boidata Alex Ferguson
sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Alex_Ferguson
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Informasi pribadi | |||
---|---|---|---|
Nama lengkap | Alexander Chapman Ferguson | ||
Tanggal lahir | 31 Desember 1941 (umur 70) | ||
Tempat lahir | Glasgow, Skotlandia | ||
Posisi bermain | Penyerang (telah pensiun) | ||
Informasi klub | |||
Klub saat ini | Manchester United (pelatih) | ||
Karier senior* | |||
Tahun | Tim | Tampil (Gol) | |
1957–1960 1960–1964 1964–1967 1967–1969 1969–1973 1973–1974 |
Queen's Park St. Johnstone Dunfermline Athletic Rangers Falkirk Ayr United Total |
32 (11) 37 (19) 88 (66) 41 (25) 106 (37) 24 (9) 327 (167) |
|
Kepelatihan | |||
1974 1974–1978 1978–1986 1985–1986 1986– |
East Stirlingshire St. Mirren Aberdeen Skotlandia Manchester United |
||
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik . |
Sir Alexander Chapman "Alex" Ferguson CBE (lahir di Govan, Glasgow, 31 Desember 1941; umur 70 tahun) adalah seorang pelatih dan mantan pemain sepak bola berkebangsaan Skotlandia, yang saat ini sedang menangani Manchester United F.C.,
di mana dia telah bertugas lebih dari 1000 pertandingan. Dianggap
sebagai salah satu pelatih terbaik dalam permainan, dia telah
memenangkan lebih banyak trofi daripada pelatih manapun sepanjang
sejarah sepak bola Inggris. Dia telah menangani Manchester United sejak tanggal 6 November 1986 sampai sekarang, menggantikan Ron Atkinson.
Di Manchester United, Sir Alex menjadi pelatih tersukses dalam sejarah
sepak bola Inggris, dengan memimpin tim memenangkan 10 gelar juara liga.
Pada 1999, dia menjadi pelatih pertama yang membawa tim Inggris meraih treble dari Liga Utama, Piala FA and Liga Champions UEFA. Juga menjadi satu-satunya pelatih yang memenangkan Piala FA sebanyak 5 kali, Fergie juga menjadi satu-satunya pelatih yang berhasil memenangkan gelar Liga Inggris sebanyak 3 kali berturut-turut bersama tim yang sama (1998-1999, 1999-2000 and 2000-2001). Pada 2008, dia bergabung bersama Brian Clough (Nottingham Forest) dan Bob Paisley (Liverpool) sebagai pelatih Britania yang pernah memenangkan kejuaraan Eropa sebanyak lebih dari satu kali.
Daftar isi |
Awal karier
Alexander Chapman Ferguson lahir dari pasangan Alexander Beaton
Ferguson, seorang buruh pekerja galangan kapal dengan Elizabeth Hardie.
Ia menghabiskan masa kecilnya di daerah Govan,Skotlandia bersama adiknya Martin Ferguson.
Karier Klub
Karier sepak bola Ferguson dimulai ketika ia bergabung dengan klub amatir Queens Park pada umur 16 tahun. Berposisi sebagai penyerang
ia mencetak 20 gol pada musim debutnya dan pindah pada musim berikutnya
ke klub amatir St. Johnstone. Di klub barunya, Ferguson mengejutkan
publik dengan mencetak hattrick melawan klub idolanya Glasgow Rangers.
Performanya membuat ia dikontrak profesional oleh Dunfermline. Pada
musim pertamanya Ferguson berhasil mencapai final Piala Skotlandia
melawan Glasgow Celtic
akan tetapi kalah 3-2. Ferguson sendiri tidak tampil dalam final karena
penampilan buruknya ketika melawan St. Jonstone pada pertandingan
sebelumnya. Musim keduanya bersama Dunfermline, ia berhasil keluar
sebagai pencetak gol terbanyak Liga Skotlandia bersama Joe McBride
dengan 31 gol. [1]. Prestasi ini akhirnya mengantarkan Ferguson ke klub impiannya sejak kecil, Glasgow Rangers.
Masa-masa di Rangers ternyata tidak menyenangkan Ferguson. Ia sering
dicadangkan dan berlatih dengan tim junior. Hal ini membuat Fergie tidak
betah dan hanya bertahan 2 musim bersama Rangers. Ia kemudian ditawari
pindah oleh klub Inggris, Nottingham Forest.[2]
akan tetapi istrinya, Cathie tidak menyetujui kepindahan mereka ke
Inggris. Ia lalu memilih untuk pindah ke klub Falkirk. Ferguson
dipromosikan sebagai pelatih merangkap pemain. Namun tak lama kemudian
jabatannya digantikan oleh John Prentice. Ferguson kemudian memilih
untuk pindah ke Ayr United dimana ia bermain disana sampai pensiun
sebagai pemain pada 1974. Sebagai pemain Ferguson telah mencetak total
170 gol dalam 317 pertandingan.
Karier Manajerial
East Stirlingshire (1974)
Pada bulan Juni tahun 1974, sesaat setelah ia pensiun sebagai pemain,
Ferguson ditunjuk sebagai manajer paruh waktu unutk East Stirlingshire
pada usia 32 tahun. Kariernya di East Stirlingshire hanya bertahan
sebentar karena pada bulan Oktober 1974 ia menerima pinangan St. Mirren
untuk menjadi manajer [3].
St. Mirren (1974-1978)
Kariernya di St. Mirren berlangsung gemilang, selama 4 musim
menangani klub tersebut (1974-1978). Ferguson mengangkat klub kecil yang
tadinya hanya ditonton oleh 1000 orang dalam pertandingan kandanganya
itu menjadi juara Liga Skotlandia pada musim 1977 dengan permainan
menyerangnya. Selain itu ia berjasa dalam menemukan bakat-bakat muda
dalam diri Billy Stark, Tony Fitzpatrick, Bobby Reid dan Peter Weir.
Kesuksesan Ferguson dalam mengangkat St. Mirren ternyata berujung pada
pemecatan pada tahun 1978 karena konflik internal antara Ferguson
sendiri dengan staffnya.[4]
Presiden klub St. Mirren, Willie Todd bahkan mengatakan bahwa Ferguson
"tidak mempunyai kemampuan manajerial yang baik". Dengan demikian St.
Mirren adalah klub satu-satunya yang pernah memecat Ferguson sepanjang
karier manajerialnya.
Aberdeen (1978-1986)
Ferguson menjadi manajer Aberdeen menggantikan Billy McNeil yang pindah ke Glasgow Celtic,
ia diharapkan untuk mengembalikan masa kejayaan Aberdeen yang menjuarai
Liga Skotlandia terakhir kali pada 1955. Namun karena usia Ferguson
yang terbilang cukup muda (36 tahun) tetap saja ia kesulitan meraih
respek dari para pemain yang beberapa diantaranya lebih tua dari manajer
mereka sendiri. Pada musim debutnya, Aberdeen meraih peringkat ke 4
walaupun tidak pernah kalah sebelum Desember 1978. Ferguson juga membawa
Aberdeen ke semifinal Piala Skotlandia dan Piala Liga Skotlandia. Pada
musim berikutnya Aberdeen kembali kalah dalam final ajang Piala Liga
Skotlandia oleh Dundee United setelah pertandingan replay. Ferguson
menyalahkan dirinya sendiri yang seharusnya mengubah taktik dan
komposisi pemain dalam pertandingan replay tersebut. Setelah
pertandingan final itu, performa Aberdeen mengalami peningkatan sampai
mereka menjadi juara Liga Skotlandia pada akhir musim 1979/80. Hal ini
membuat Ferguson mendapatkan kepercayaan dan respek dari para pemain dan
direktur klub. Ia tetap menjadi manajer yang penuh disiplin sehingga
pemain-pemainnya menjulukinya "Furious Fergie" atau "Fergie yang Galak".
Ia bahkan pernah mendenda salah satu pemainnya, John Hewitt karena
mendahuluinya ketika mengendarai mobil di jalan. Ia juga pernah
menendang sebuah teko teh kepada para pemainnya saat mereka tampil buruk
dalam babak pertama. Ferguson juga menuduh pers mengutamakan 2 klub
saja (Rangers dan Celtic) dalam pemberitaannya. Aberdeen terus meraih
sukses dalam musim-musim berikutnya. Diantaranya meraih Piala Skotlandia
pada musim 1981/82. Trofi ini mengantarkan Aberdeen unutk
berpartisipasi lagi dalam ajang Eropa, kali ini di ajang Piala Winners. Performa Fergie bersama Aberdeen mendapat sorotan media setelah mereka secara mengejutkan menyingkirkan Bayern Munich setelah klub itu mengalahkan Tottenham Hotspur
4-1 dalam ronde sebelumnya. Kesuksesan ini mendatangkan kepercayaan
diri pada skuab Aberdeen yang percaya mereka dapat meraih sukses dalam
ajang Piala Winners. Hal yang menjadi kenyataan ketika pada 11 Mei 1983 mereka sukses mengalahkan raksasa Spanyol, Real Madrid 2-1 dalam final. Aberdeen menjadi klub ketiga Skotlandia
yang meraih sukses Eropa setelah Rangers dan Celtic. Dalam kompetisi
domestik Aberdeen berhasil mempertahankan mahkota juara Piala Skotlandia
dengan kemenangan 1–0 atas Rangers di final. musim berikutnya Aberdeen
kembali meraih gelar juara Piala Skotlandia untuk ke tiga kalinya secara
berturut-turut, dan meraih gelar juara Liga Skotlandia. Hal ini membuat
Ferguson dianugerahi gelar OBE pada 1984. [5]
Fergie kembali membawa Aberdeen mempertahankan gelar juara Liga
Skotlandia pada musim 1984-85. Musim berikutnya (1985/86) mereka gagal
dalam ajang Liga, posisi 4 dalam klasemen, walaupun mereka meraih juara
Piala Liga dan Piala Skotlandia pada tahun yang sama. Pada musim yang
sama, Ferguson adalah salah satu staf pelatih dalam tim nasional Skotlandia ketika menghadapi ajang Piala Dunia 1986. Namun meninggalnya pelatih utama mereka, Jock Stein, membuat Ferguson ditunjuk menjadi pelatih utama Skotlandia pada Piala Dunia 1986.
Ia kemudian menunjuk Archie Knox menjadi asisten manajer yang mana
adalah juga asistennya di Aberdeen. Karena jasa-jasanya di Aberdeen,
Ferguson kemudian diusulkan untuk menjadi salah satu direktur di klub
tersebut, namun Fergie menolaknya dan mengatakan bahwa ia berniat untuk
pindah dari Aberdeen pada akhir musim 1985/86. Walaupun ia tetap berada
bersama Aberdeen pada awal musim 1986/87, namun pada November 1986,
Ferguson akhirnya menerima pinangan Manchester United untuk menjadi manajer mereka menggantikan jabatan yang dipegang Ron Atkinson.
Manchester United (1986-sekarang)
Awal karier di Manchester United
Awal kariernya di Old Trafford tidaklah semulus yang ia kira. Saat itu MU terbelit dalam masalah alkohol yang kritis. Beberapa pemain andalan mereka (Norman Whiteside, Paul McGrath dan Bryan Robson),
mempunyai hobi menenggak minuman keras dan mempunyai level kebugaran
yang "menyedihkan". Ferguson, bersama-sama dengan Archie Knox yang
diangkat menjadi asisten manajer saat itu, secara perlahan-lahan
mengubah kebiasaan buruk itu dan menanamkan disiplin ketat bagi para
pemain, hal yang masih berlaku sampai saat ini di MU. Pertandingan debutnya berakhir dengan kekalahan 2-0 atas klub underdog,
Oxford United. Diikuti oleh hasil imbang 0-0 7 hari berikutnya melawan
Norwich City. Kemenangan pertama United dibawah asuhan Fergie hadir pada
22 November 1986 ketika Red Devils mengalahkan Queens Park Rangers 1–0 di Old Trafford.
Selain itu Fergie juga berhasil memenangkan pertandingan tandang
satu-satunya yang mereka raih musim itu. Yang istimewa, lawan mereka
adalah rival abadi United, Liverpool pada Boxing Day,
hal yang mana telah dijanjikan oleh Fergie ketika konferensi pers
pertamanya sebagai manajer United yaitu "akan menggantikan Liverpool
sebagai klub Inggris paling dominan mulai saat ini". Dalam musim
perdananya di United, Fergie membawa MU
duduk di peringkat 11, setelah sebelumnya mereka sempat terdampar di
peringkat 21. Musim berikutnya Ferguson mendatangkan beberapa pemain
baru untuk membela United. Mereka adalah Steve Bruce, Viv Anderson, Brian McClair dan kiper Jim Leighton. Dengan tambahan pemain-pemain baru ia meraih posisi 2 dibelakang Liverpool yang menjadi juara Liga Inggris. Musim 1988/89 Ferguson kembali mendatangkan pemain baru, kali ini Mark Hughes yang kembali bergabung dengan United setelah penampilan mengecewakan selama 2 tahun di FC Barcelona.
United diunggulkan untuk menjadi juara pada musim itu namun penampilan
mereka mengecewakan dan akhirnya kembali terdampar di posisi 11 pada
klasemen akhir. Pada awal musim, United tampil dalam partai persahabatan
melawan tim nasional Bermuda
dan Somerset County dimana Fergie turun sebagai salah satu pemain saat
laga melawan Somerset. Ini merupakan satu-satunya penampilan Fergie
berseragam Setan Merah dalam pertandingan.
Awal Kejayaan
Ferguson di Old Trafford
Musim 1989/90, Ferguson kembali mendatangkan pemain baru ; Paul Ince, Mike Phelan, Neil Webb dan bek Gary Pallister. Pada awal musim United berhadapan dengan juara bertahan Arsenal dimana Setan Merah berhasil menang 4-1 namun performa United menurun dan setelah kekalahan memalukan 5-1 dari rival sekota Manchester City, spanduk yang meminta Fergie untuk mundur mulai bermunculan di Old Trafford.
Fergie sendiri menggambarkan bulan Desember 1989 adalah "masa-masa
tergelap selama kariernya dalam dunia sepak bola" dimana United manjadi
salah satu calon klub yang akan mengalami degradasi dari Liga Inggris.
Dewan direktur klub tetap mempercayai Fergie sebagai manajer. Mereka
bisa mentoleransi penampilan buruk klub karena beberapa pemain kunci
cedera dan mereka juga puas atas peran serta Ferguson yang mengubah
sistem pelatihan dan pencarian bakat di United. Kepercayaan dewan
direksi klub dijawab Ferguson dengan kemenangan 1–0 pada final replay Piala FA melawan Crystal Palace yang saat itu diperkuat oleh Ian Wright.
Raihan trofi ini adalah yang pertama untuk Fergie selama menangani
United dan disebut-sebut sebagai trofi penyelamat kariernya di MU. Pada awal musim 1990/91 Fergie mendatangkan kiper asing dari Denmark, Peter Schmeichel untuk mengawal gawang United dan Andrei Kanchelskis
untuk mengisi pos sayap kanan. Raihan trofi pertama membuat para fans
berharap banyak pada musim berikutnya 1990/91, dimana sekali lagi United
menghadirkan performa impresif ketika mengalahkan Arsenal di Highbury, 6-2. Namun performa yang kurang konsisten membuat United menderita kekalahan dari klub gurem Sunderland, Liverpool juga mengalahkan mereka 4-0 di stadion Anfield diikuti kekalahan dari klub sekota Liverpool, Everton di Old Trafford, 2-0. Kekalahan melawan Everton ini merupakan debut dari sayap kiri muda yang fenomenal, Ryan Giggs di tim utama setelah dipromosikan oleh Fergie dari skuat junior mereka. Performa inkonsisten mereka di Liga Inggris
ternyata tidak berpengaruh pada penampilan mereka dalam ajang eropa.
United melaju hingga partai final yang mempertemukan mereka dengan FC Barcelona dalam ajang Piala Winners dimana Setan Merah mengalahkan wakil Spanyol itu 2-1. Sayangya United kembali mengalami kegagalan pada musim berikutnya, walaupun sukses dalam ajang Piala Liga dan Piala Super Eropa, United gagal mempertahankan performa mereka dalam kompetisi domestik. Setelah gagal merekrut Alan Shearer, United mendatangkan penyerang Dion Dublin pada musim panas 1992. Penampilan sayap kiri muda Ryan Giggs semakin impresif setelah Fergie melepas Lee Sharpe, yang berposisi sama dengan Giggs, pada musim 1990/91. Dengan skuat yang ada saat itu, fans United mulai yakin akan performa Setan Merah
dalam meraih trofi pertama mereka sejak musim 1966/67. Setelah performa
buruk pada paruh pertama musim (peringkat 10 dari 22 klub), Fergie
mendatangkan pemain baru pada Januari 1993, Eric Cantona (yang menjuarai Liga Inggris musim sebelumnya bersama rival United, Leeds United)
sebesar £1.2 Juta. Penampilan Cantona bersama Mark Hughes di lini depan
dan mental juaranya yang kental, langsung berimbas pada performa United
secara keseluruhan yang langsung melejit memuncaki daftar klasemen
dengan keunggulan 10 poin dari peringkat 2 Aston Villa
dan akhirnya menjadi juara Liga Premier Inggris yang pertama kalinya.
Ini juga trofi Liga Inggris yang ke 8 sepanjang sejarah klub dan menjadi
trofi Liga pertama untuk Fergie sejak ia datang sebagai manajer United
pada 1986. Musim 1993/94 Ferguson memperkuat skuat United dengan
mendatangkan gelandang emosional, Roy Keane dari Nottingham Forest sebesar £3.75 juta sebagai calon pengganti kapten United saat itu, Bryan Robson yang mulai memasuki masa pensiun. United langsung memimpin klasemen liga dari awal musim sampai akhir musim 1993/94. Cantona
menjadi pencetak gol terbanyak dengan 25 gol. (Walaupun 2 kali terkena
kartu merah dalam jangka waktu 5 hari). Fergie juga memimpin United
tampil dalam final ajang Piala FA dengan mengalahkan Chelsea 4-0. Ini merupakan gelar double pertama di United setelah dulu pernah mencapai prestasi serupa di Aberdeen.
skuat angkatan 1992
Musim 1994/95 merupakan ujian berat bagi Fergie, karena Cantona harus absen selama 8 bulan karena menendang seorang suporter Crystal Palace
di Selhurst Park, kandang Palace. Selain larangan tampil selama 8
bulan, Cantona juga mendekam di penjara selama 12 hari dan harus
menjalankan tugas sosial selama 120 jam. Untuk mengisi posisi Cantona,
maka United mentransfer Andy Cole dari Newcastle United sebesar £7 juta plus Keith Gillespie untuk Newcastle. Selain itu musim ini juga menjadi musim debut para pemain muda dari skuat 1992 yang menjuarai Piala FA Junior : Paul Scholes, Gary Neville, Nicky Butt dan David Beckham setelah sebelumnya Ryan Giggs (yang berpromosi dari skuat 92) telah mendapat tempat reguler dalam tim inti United. Namun United gagal mempertahankan gelar juara setelah imbang 1-1 melawan West Ham United pada pertandingan terakhir musim itu. Fergie juga gagal dalam final Piala FA dari Everton 1–0. Musim berikutnya (1995/96) Fergie mengejutkan para fans dengan melepas beberapa pemain inti United. Paul Ince di transfer ke Inter Milan sebesar £7.5 juta, diikuti oleh Mark Hughes yang dilepas ke Chelsea sebesar £1.5 juta dan terakhir Andrei Kanchelskis ke Everton. Pertandingan pertama United membuat dugaan media dan fans mereka seperti terbukti, kalah oleh Aston Villa
3-1, United dicap "tidak akan memenangkan apapun dengan skuat belia".
Para pemain belia itu menunjukkan bukti sebaliknya dengan memenangkan 5
pertandingan berturut-turut, termasuk membalaskan dendam kepada Everton, 3-2 setelah gagal dalam final Piala FA dan menang 2-1 atas juara bertahan yang terpuruk di dasar klasemen, Blackburn Rovers.
Pada Desember 1995, kembalinya Cantona memperbaiki performa United di
liga, dimana mereka tertinggal 10 poin dari kandidat juara, Newcastle United. Sampai pada Januari 1996 jarak poin itu pun mengecil dengan hanya selisih 1 poin saja setelah Setan Merah
menang pada pertandingan tandang 1–0 melawan sesama kandidat juara,
Newcastle. Pada akhir musim pasukan belia United sukses meraih gelar
juara Liga Inggris setelah menuntaskan perlawan Middlesbrough yang dimanajeri mantan kapten United, Bryan Robson 3-0. Fergie juga meraih gelar Piala FA mengalahkan Liverpool 1–0, lewat gol Cantona. Musim 1996/97 Fergie mendatangkan seorang penyerang belia dari Norwegia, Ole Gunnar Solskjaer yang akhirnya secara mengejutkan menjadi top skorer klub pada akhir musim serta seorang bek bernama Ronny Johnsen. Awal musim dimulai lewat penampilan impresif gelandang kanan dari United, David Beckham, yang memakai kostum no. 10 milik Mark Hughes, lewat gol dari tengah lapangan melawan Wimbledon. United menang 2-0. Setan Merah
kembali berhasil meraih gelar juara Liga Premier Inggris ke 4 mereka
dalam 5 musim, menegaskan dominasi United dalam ajang Liga Premier
Inggris. Dalam pertandingan di kancah Liga Champion mereka berhasil mencapai semfinal sebelum dikalahkan oleh wakil Jerman, Borussia Dortmund yang akhirnya menjadi juara pada musim itu. Pada akhir musim ini, Eric Cantona,
kapten United saat itu, mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemain
dengan alasan sudah kehilangan motivasi dan gairah dalam bermain sepak
bola. Jabatan sebagai kapten United saat itu dialihkan kepada gelandang emosional, Roy Keane sementara kiper Peter Schmeichel sebagai wakil kapten. Nomor kostum 7 milik Cantona diserahkan kepada David Beckham yang saat itu mulai menanjak performa dan popularitasnya bersama United.
The Treble
Ferguson dengan mantan asistennya Carlos Queiroz
Mengawali musim 1997/98 dengan skuat belia yang makin matang, Fergie menambah kedalaman skuat dengan mentransfer penyerang Inggris, Teddy Sheringham, yang memakai kostum no. 10 milik Beckham, untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Cantona dan bek Henning Berg dari Norwegia. Musim ini berakhir dengan kegagalan bagi United dalam semua ajang.
Pada musim panas 1998, Fergie kembali mentransfer seorang penyerang, Dwight Yorke dari Aston Villa, bek tangguh dari Belanda, Jaap Stam dan winger serba bisa Jesper Blomqvist dengan total nilai transfer mencapai hampir £30 juta. Dengan kedalaman skuat United mereka, Setan Merah
mencapai kesuksesan mereka pada musim ini dengan raihan 3 trofi juara
dalam semusim (dikenal dengan nama "The Treble") lewat beberapa
pertandingan yang meguras emosi Fergie. Pertama adalah saat United
berhadapan dengan Juventus di semi final Liga Champion.
Menit-menit awal merupakan mimpi buruk bagi United ketika Juve unggul
dengan 2-0, namun lewat penampilan heroik sang kapten United, Roy Keane, Setan Merah berhasil membalikkan keadaan dengan unggul 3-2 dan melaju ke final pertama mereka di ajang Liga Champion sejak tahun 1968. Keane sendiri, bersama Paul Scholes, gagal tampil dalam laga final melawan Bayern Munich. Pada ajang semifinal Piala FA, Keane dikartu merah saat melawan rival domestik United, Arsenal dan menyebabkan pinalti pada menit-menit akhir laga. Peter Schmeichel kemudian tampil sebagai pahlawan dengan menghadang pinalti tersebut dan Ryan Giggs
mencetak gol sensasional penutup laga setelah sendirian ia mendribel
bola melewati sebagian pemain Arsenal. United kemudian memenangkan final
Piala FA setelah mengalahkan Newcastle United lewat gol Sheringham dan Scholes, 2-0. Sebelum Final Piala FA Fergie telah memastikan diri sebagai Juara Liga Inggris. Laga final Liga Champion diawali lewat gol Bayern Munich pada menit-menit awal. Pada saat turun minum, Fergie memompa semangat skuatnya dan memasukkan dua penyerang,
Sheringham dan Solskjaer untuk mengejar ketinggalan dari Bayern.
Pilihan Fergie terbukti jitu, saat laga memasuki 3 menit tambahan (injury time), Beckham melambungkan bola dari sepak pojok yang kemudian disambar oleh Teddy Sheringham,
1-1. Bayern yang dalam tekanan hebat dari United kembali terkena sepak
pojok, yang kembali diambil oleh Beckham. Bola lambung dari Beckham kali
ini diarahkan ke mulut gawang Bayern yang dijaga oleh Oliver Kahn,
yang tidak mengantisipasi pergerakan Solskjaer di depan gawangnya.
Umpan itu pun disontek pelan oleh Solskjaer ke dalam gawang Bayern
sehingga membalikkan keadaan menjadi 2-1 pada menit tambahan ke 3. Pita
merah-hitam yang melambangkan warna seragam Bayern, yang telah melilit
Piala Liga Champion pun diganti oleh warna merah-putih, warna kebesaran Manchester United. Pada akhir musim Alex Ferguson dianugerahi gelar kebangsawanan Inggris, namanya pun resmi menjadi Sir Alex Ferguson.[6]. Musim ini juga menjadi musim terakhir bagi Peter Schmeichel di United, ia memilih pindah ke klub liga Portugal, Sporting Lisbon. Fergie kemudian mengambil Mark Bosnich dari Aston Villa untuk menggantikan posisi Schemeichel.
Pada musim 1999/00 dominasi United bersama Fergie semakin terlihat di klasemen akhir Liga Inggris, dimana Setan Merah unggul jauh atas rival mereka dengan 18 poin. Pada Desember 1999 United meraih trofi Piala Toyota mereka yang pertama dalam sejarah klub dengan mengalahkan Palmeiras
di final. Giggs keluar sebagai pemain United pertama yang meraih gelar
pemain terbaik pada ajang ini. Kepiwaian Fergie dalam mengembangkan
United sebagai merek global tutur mendongkrak performa klub pada ajang
kompetisi. Hal ini membuat United menjadi magnet bagi pesepak bola
terbaik dunia untuk bergabung di Old Trafford. Pada akhir musim Fergie mendatangkan Ruud van Nistelrooy dari PSV Eindhoven
seharga £18 juta, rekor pembelian pemain bagi klub Inggris saat itu,
namun karena cedera maka United menunda kedatangan Nistelrooy setahun
berikutnya. Fabien Barthez juga didatangkan dari AS Monaco senilai £7.8 juta, menjadikannya sebagai kiper termahal dunia saat itu. Barthez menggantikan posisi Bosnich dan Massimo Taibi sebagai kiper
yang tampil buruk sepanjang musim. Musim 2000/01 diakhiri United dengan
raihan Liga Premier Inggris untuk yang ketiga kalinya secara beruntun.
Fergie jelas menjadi figur penting dalam raihan trofi United selama 3
musim terakhir. Namun performa United pada Liga Champion menemui kegagalan setelah kalah pada perempat final oleh Real Madrid pada musim 1999/00 dan Bayern Munich pada musim 2000/01. Pada akhir musim 2000/01 United mentransfer Juan Sebastián Verón dari Lazio
senilai £28.1 juta. Verón menjadi pemain termahal yang pernah dibeli
oleh Fergie saat itu.Ia bergabung bersama dengan van Nistelrooy yang
telah sembuh dari cederanya tahun lalu.
Masa Transisi
Beckham (23) and Zinedine Zidane(5) di Real Madrid pada Agustus 2003
Pada awal musim 2001/02 diwarnai dengan penjualan kontroversial bek Jaap Stam ke Lazio
seharga £16 juta, yang mana membuat keseimbangan skuat Fergie
terganggu. Absennya Stam di lini belakang United tidak mampu ditutupi
oleh bek United lainnya dan keputusan ini pun disesali kemudian oleh
Ferguson yang kerepotan mencari suksesor sang bek. Performa United
menukik tajam dengan menempati peringkat 9 pada paruh musim. Performa
United membaik seiring bergabungnya bek tua (36 tahun) Laurent Blanc dari Inter Milan
pada Januari 2002 dan United pun menang dalam 8 laga Liga sehingga
melaju ke peringkat atas Klasemen Liga. Namun hasil tersebut hanya bisa
membawa United berakhir di peringkat 3 klasemen. Musim ini pun
seharusnya menjadi musim terakhir Fergie menangani United karena faktor
usia dan penurunan prestasi. Namun Fergie membatalkan niatnya unutk
mundur dan tetap menangani United untuk 3 tahun ke depan. Pada akhir
musim Fergie mencetak rekor pembeliannya selama menangani United dengan
merekrut bek Tim Nasional Inggris, Rio Ferdinand sebesar £30 juta dari rival mereka Leeds United dan menjadikannya sebagai bek termahal dunia saat itu. Ferguson juga menunjuk Carlos Queiroz
sebagai asisten manajer bagi United. Hasilnya terlihat pada musim
2002/03 dimana United berhasil menjadi juara Liga, dimana 2 bulan
sebelum liga berhasil mereka tertinggal 8 angka dari kandidat juara
Arsenal. Namun lewat penampilan tak terkalahkan sejak Desember, United
berhasil meraih trofi juara Liga Inggris. Fergie sendiri sangat puas
atas raihan trofi juara 2002/03 ini, karena kritikan tajam kepada Fergie
sebelum awal musim yang dituduh telah kehilangan ambisi dalam menangani
United. Pada akhir musim ini, Fergie secara mengejutkan melepas
gelandang kanan United, David Beckham ke klub Spanyol, Real Madrid
sebesar 35 juta Euro, menyusul insiden dimana Fergie, yang sedang
mengamuk pada istirahat babak pertama ketika United berjumpa Arsenal
dalam ajang Piala FA, secara tak sengaja menendang sepatu sehingga
melukai pelipis kanan Beckham. Untuk mengisi posisi Beckham, Fergie
secara tak terduga mentransfer seorang anak muda berbakat dari Sporting Lisbon, Cristiano Ronaldo sebesar £12.24 juta. Menjadikannya orang Portugal
pertama yang bermain untuk United. Ia juga diberikan seragam no. 7 yang
dulu dipakai oleh para legenda klub, seperti Beckham, Cantona dan George Best. Bulan Januari Fergie kembali mendatangkan penyerang Louis Saha
unutk menggantikan posisi Solskjaer yang cedera. Musim itu berakhir
dengan kegagalan United pada Liga Inggris dengan menempati posisi 3
klasemen akhir. Pada ajang Liga Champion United juga mengalami kegagalan di tangan FC Porto yang saat itu ditangani oleh Jose Mourinho. Pada akhir musim itu Fergie berhasil mentransfer bintang muda Inggris, Wayne Rooney dari Everton
senilai £20 juta. Rooney menjadi target transfer sejumlah klub besar
Eropa tapi Fergie berhasil meyakinkan Rooney unutk bergabung bersamanya
di United. Tapi absennya penyerang utama, van Nistelrooy membuat Setan Merah finish di peringkat 3 selama 3 tahun beruntun. Pada akhir musim ini, Malcolm Glazer
berhasil menguasai saham mayoritas dari Manchester United, hal ini
mengundang gelombang protes dari para fans United yang khawatir biaya
transfer pemain untuk United menjadi terbatas. Pada awal musim ini
Fergie mendatangkan kiper sarat pengalaman, Edwin van der Sar dari Fulham dan gelandang serba bisa Park Ji Sung yang di transfer dari PSV. Musim ini merupakan musim transisi dari United, pada November 2005 Roy Keane memutuskan unutk hengkang dari United dab bergabung dengan Glasgow Celtic. Akibatnya United gagal melaju dari babak play-off Liga Champion. Nemanja Vidić dan Patrice Evra bergabung dengan skuat United pada bulan Januari 2006 dan Fergie berhasil membawa United menjadi runner-up Liga Inggris dibawah Chelsea dan menjuarai Piala Liga Inggris. Masa depan van Nistelrooy di United meenjadi tak menentu, terutama karena performa Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney yang sudah mendapat tempat utama di skuat Fergie. Pada akhir musim van Nistelrooy pindah ke Real Madrid.
Gelar Eropa kedua
Awal musim 2006/07 menjadi suatu ujian bagi sisi manajerial Fergie. 2 orang pemain utamanya Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney terlibat perselisihan pada ajang Piala Dunia 2006.
Insiden itu membuat rumor soal kepergian Ronaldo dari United makin
membesar. Namun Fergie berhasil membujuknya agar bertahan di United dan
mendamaikan kedua orang itu. Keberhasilan Fergie meredam emosi keduanya
menjadi bahan bakar utama skuat United dalam menjalani awal musim baru. Kepergian Roy Keane pada November 2006, membuat Fergie mengincar gelandang Tottenham Hotspurs, Michael Carrick. Dan pada awal musim Carrick resmi bergabung dengan skuat Setan Merah
dengan nilai transfer £14 juta. Awal musim berlangsung baik bagi United
yang untuk pertama kalinya memenangkan 4 pertandingan liga secara
beruntun. Sekali lagi Fergie membuktikan dirinya sebagai master
dalam mendatangkan pemain yang cocok dengan skema permainan yang
diinginkan. Hasil transfer pada Januari 2006 berperan besar atas
pencapaian United, mereka membentuk lini belakang solid bersama dengan kiper Edwin van der Sar, Rio Ferdinand dan kapten Gary Neville.
Sementara Carrick menghadirkan stabilitas permainan di lapangan tengah,
bahu membahu dengan Ronaldo, Giggs, Park Ji Sung dan Scholes menyokong
Rooney di lini depan. Pada akhir musim United tidak terkejar dan
mengamankan gelar juara Liga Inggris. Pada ajang Eropa, Fergie
mengantarkan United mencapai semifinal dengan mencetak rekor kemenangan
atas AS Roma 7-1 pada laga perempat final di Old Trafford. Pada laga semifinal United kalah dari AC Milan dengan agregat 3-5 setelah unggul 3-2 di Old Trafford. Walaupun begitu hasil ini merupakan tanda kebangkitan dari Setan Merah setelah beberapa tahun belakangan kalah bersaing dari Arsenal, Liverpool dan Chelsea.
Awal musim 2007/08, Fergie kembali mendatangkan pemain untuk memperkuat skuatnya. gelandang bertahan Owen Hargreaves yang sukses bersama tim nasional Inggris di Piala Dunia 2006,sayap serba bisa Nani dari Portugal, gelandang serang Anderson dari Brasil dan penyerang Carlos Tevez resmi bergabung dengan Fergie di Old Trafford. Dengan kedalaman skuatnya, Fergie mengincar pencapaian gelar Eropa kedua bersama Setan Merah. Namun harapan Fergie sepertinya akan terbang seiring dengan performa dibawah standar United yang hanya meraih hasil imbang dalam 2 laga awal serta kalah 0-1 dari rival sekota Manchester City.
Namun Fergie berhasil memotivasi skuatnya dan penampilan United sonta
berubah drastis menjadi kompetitor dalam meraih gelar juara Liga Inggris
bersama Arsenal dan Chelsea. Musim ini juga merupakan musim terbaik
dari Cristiano Ronaldo yang secara luar biasa mencetak 42 gol dalam semua ajang yang diikuti oleh United, meraih trofi Sepatu Emas sebagai top-scorer Eropa, top-scorer Liga Inggris (35 gol) dan menjadi kandidat Pemain Terbaik Dunia FIFA. Pada akhir musim, Fergie kembali tampil di Final Liga Champion berhadapan dengan Chelsea,
Ronaldo membawa United unggul 1–0 pada babak pertama sebelum disamakan
oleh Chelsea pada babak kedua. Lewat drama adu pinalti, Fergie sukses
memenangkan gelar Liga Champion keduanya sepanjang kariernya sebagai manajer. Fergie juga berhasil membawa United meraih trofi Piala Dunia Antarklub yang pertama bagi United. Pada akhir musim ini Fergie mengumumkan dirinya akan mundur dari jabatan manajer Manchester United
pada tahun 2011, sesuatu yang kemudian diralatnya sendiri dengan
mengatakan akan terus menjadi menajer United selama fisiknya masih
memungkinkan. Musim berikutnya Fergie kembali meraih trofi juara Liga Inggris untuk ke 11 kalinya dan mengantar United menyamai rekor Liverpool yang telah menjuarai Liga Inggris 18 kali. Akhir musim 2008/09 juga menjadi musim terakhir bagi Cristiano Ronaldo yang pindah ke Real Madrid
dengan rekor transfer dunia sampai saat ini, £80 juta. Menjadikannya
pemain termahal yang pernah dijual Fergie selama kariernya sebagai
menejer klub. Musim 2009/10 menghadirkan kekecewaan bagi Fergie dimana
ia gagal mempertahankan gelar juara Liga Inggris dan melewati raihan
trofi Liverpool.
Referensi
- ^ "Scotland — List of Topscorers". Rsssf.com. 12 Juni 2009. Diakses pada 30 Oktober 2009.
- ^ The Boss. hlm. 85.
- ^ The Boss. hlm. 117.
- ^ Campbell, Nicky, "Guardian bullying article ", The Guardian, 12 Januari 2006. Diakses pada 11 November 2007.
- ^ "Lewis heads sporting honours". BBC News. 12 Desember 1999. Diakses pada 18 Juni 2007.
- ^ "Arise Sir Alex ", (BBC News), 12 Juni 1999. Diakses pada 18 Juni 2007.
Langganan:
Postingan (Atom)